(1) meningkatkan akses terhadap informasi,
(2) mengumpulkan, menganalisis dan
mengorganisasikan informasi,
(3) mengkomunikasikan gagasan dan
informasi,
(4) merencanakan dan mengorganisasikan
kegiatan,
(5) bekerja sama dengan orang lain,
(6) memecahkan berbagai masalah, dan
(7) memupuk/mengembangkan pengertian
kultural (Kimber & Nikki, 1998).
Salah satu contoh mengenai
kegiatan atau program pembelajaran melalui internet adalah yang diselenggarakan
oleh Virtual High School (VHS) di Amerika Serikat pada tahun
1997. Program ini pada awalnya diikuti oleh sekitar 28 sekolah menengah di
Amerika Serikat dan kemudian berkembang pesat sehingga jumlah siswa yang
dilayani sekitar 3000 orang yang berasal dari 150 sekolah yang tersebar di 30
negara bagian dan dari 5 negara asing lainnya.
Ada beberapa persyaratan bagi para siswa yang
mengikuti program pembelajaran melalui internet yaitu para siswa haruslah:
(1) bermotivasi tinggi untuk berhasil belajar secara
mandiri,
(2) tekun atau ulet dalam kegiatan belajarnya karena
keberhasilan belajar adalah sepenuhnya tergantung pada diri para siswa sendiri,
(3) senang belajar, melakukan kajian, membaca dan
bersifat mandiri, dan
(4) dapat belajar secara luwes.
Selain manfaat program
pembelajaran melalui internet sebagaimana yang dikemukakan Brown (2000), masih
ada manfaat lain yaitu fleksibilitas kegiatan pembelajaran, baik dalam arti
interaksi peserta didik dengan materi/bahan pembelajaran, maupun interaksi
peserta didik dengan dosen/guru/instruktur, serta interaksi antara sesama
peserta didik untuk mendiskusikan materi pembelajaran (Siahaan, 2002).
Sedangkan Bates (1995)
mengidentifikasi 4 keuntungan/manfaat kegiatan pembelajaran melalui internet,
yaitu:
(1) dapat meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity),
(2) memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility),
(3) menjangkau peserta didik dalam cakupan
yang luas (potential to reach a global audience),
(4) mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as
archivable capabilities).
Pada tahap perencanaan materi pembelajaran melalui pemanfaatan internet,
haruslah terlebih dahulu ditentukan fungsi mana yang akan dipilih. Keputusan
inilah yang akan mengarahkan para guru mengembangkan rancangan materi
pembelajaran yang akan dimanfaatkan melalui internet. Fungsi manapun yang akan
dipilih, para guru tentunya dituntut untuk belajar dari guru atau sekolah lain
yang telah lebih dahulu berpengalaman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran melalui
pemanfaatan internet.
Sebelum menyelengarakan kegiatan pemanfaatan internet untuk pembelajaran,
guru merupakan faktor yang sangat menentukan dan keterampilannya memotivasi
peserta didik menjadi hal yang krusial. Dengan demikian, guru haruslah bersikap
transparan menyampaikan informasi tentang kegiatan pembelajaran sehingga
peserta didik dapat belajar secara baik untuk mencapai hasil belajar yang baik.
Informasi yang dimaksudkan di sini mencakup (1) alokasi waktu untuk mempelajari
materi pembelajaran dan penyelesaian tugas-tugas, (2) keterampilan teknologis
yang perlu dimiliki peserta didik untuk memperlancar kegiatan pembelajarannya,
dan (3) fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran
(Rankin, 2002).
Sehubungan dengan pembelajaran melalui pemanfaatan internet, Soekartawi
(2003) mengidentifikasi ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh, yaitu antara
lain :
(1) meningkatkan kompetensi belajar siswa,
(2) meningkatkan keterampilan dan
pengalaman mengajar dalam pengadaan bahan-bahan belajar,
(3) mengatasi masalah-masalah keterbatasan
tenaga, dan
(4) meningkatkan efisiensi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar