Selasa, 30 September 2014

Business to Consumer (B2C)



Di-era yang semakin canggih ini tentunya bentuk berbisnis sudah mulai macam-macam. Dengan adanya komunikasi informasi dan berbagai media seperti: BBM, Twitter, Facebook, Instagram, Blog, atau media lainnya ini, kita dimudahkan untuk melakukan segala hal untuk mencapai tingkat bisnis kita. Begitu juga pada Internet Banking yang memudahkan kita dalam proses pembayaran jual-beli suatu produk/barang. Kita tak bisa lepas pada kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan penuh tuntutan. Dengan proses online ini, kesibukan yang kita miliki dapat teratasi dengan mudahnya kebutuhan yang ingin kita capai. Bagi saya, produk yang dijual secara online atau secara langsung itu sama saja. Hanya bedanya tingkat kepercayaan kita ketika melakukan pembelian online, karena tentunya kita tidak bisa melihat atau memegang asli barang tersebut. Namun, semua itu kembali kediri masing-masing yang tentunya lebih senang dan percaya jelas terhadap pembelian dengan via online. Kadang juga kita mencari suatu kebutuhan melalui beli langsung ke toko belum tentu dapat kita terima karena kurang cocoknya atau tak sesuai yang diinginkannya. Dan sebaiknya juga kita sebagai manusia harus bisa mengatur tingkat kebutuhan kita. Jangan terlalu ego untuk membeli suatu kebutuhan yang tak sesuai yang diharapkan dan menjadi manusia konsumenrisme.

Resume Business to Consumer (B2C)
Dalam perdagangan Business to Consumer (B2C) secara online, terdapat 2 jenis barang yang ditawarkan.
  1. Hard Goods adalah barang yang berwujud nyata. Bila dibeli maka akan dikirimkan kepada pelanggan melalui jasa pengiriman. Dalam penelitian ini, barang yang diperdagangkan adalah baju dan fancy (aneka kado-kado lucu).
  2. Soft Goods sering juga disebut sebagai digital goods seperti berita dan informasi yang dapat diterima oleh pelanggan dengan cara download.
Karakteristik yang membedakan antara online Business to Consumer (B2C) dengan perdagagnan konvensional  adalah perusahaan dapat berhubungan langsung dengan konsumen tanpa perantara. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan dari segi laba, karena tidak perlu berbagi keuntungan dengan perantara.
Beberapa hal yang harus dipenuhi agar konsumen tertarik untuk membeli  barang atau menggunakan layanan dari penjual, yaitu:
  1. Produk, memberikan informasi yang jelas tentang barang yang dijual, lengkap dengan gambar barang tersebut.
  2. Harga, menyebutkan harga barang. Di dalam menetapkan harga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: kualitas, permintaan pasar dan harga pesaing.
  3. Promosi, melakukan promosi melalui iklan baik di media cetak maupun elektonik dan alat komunikasi lainnya.
  4. Pengepakan dan pengiriman , memperhatikan distribusi barang secara fisik dan menjaga keutuhannya. Selain itu diusahakan pengiriman secepat mungkin agar tidak mengecewakan konsumen
Analisis Sistem dan Permasalahan Business to Consumer (B2C)
Pada dasarnya proses penjualan di toko secara konvensional dan proses penjualan di website adalah sama, tapi penerapan system penjualan secara online berbasis WEB diharapkan dapat mengatasi batasan-batasan yang sering ditemui dalam proses penjualan di toko secara konvensional.
Secara garis besar, proses penjualan di toko secara konvensional dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Customers datang ke toko pada waktu jam buka toko.
  2. Customers melihat-lihat produk dan membanding-bandingkan produk-produk yang ada dan kemudian memutuskan untuk membelinya atau tidak.
  3. Customers memutuskan untuk membeli dan  memutuskan system pembayaran yang akan digunakan (tunai, debet atau kredit).
  4. Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, maka customers dapat membawa produk yang dibeli.
Beberapa masalah yang sering ditemui dalam proses penjualan toko secara konvensional, sebagai berikut:
  1. Pembelian hanya dapat dilakukan selama jam buka toko.
  2. Customers tidak dapat datang ke toko karena tidak ada waktu, sibuk atau keadaan jalan yang macet.
  3. Informasi tentang produk yang didapat di toko tidak terlalu akurat, karena beberapa hal seperti: kertebatasan human atau berada pada jam sibuk toko, sehingga pelayanan tidaklah maksimal.
Analisis Pengaruh Facebook (salah satu Business to Consumer (B2C)) terhadap Penjualan Online
Media online telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Melalui akses online memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita-berita terhangat, seperti berita selebriris, politik, perekonomian dan lain sebagainya. Perkembangan media online sangatlah pesat. Dari sekedar mengirim pesan singkat hingga akun jejaringan social yang berguna untuk menambah relasi dengan sesama (menambah teman). Contoh:
  • Website pencari, seperti google, yahoo dan beberapa situs lainnya.
  • Situs jejaringan social, seperti Facebook.
Dewasa ini, Facebook merupakan media online yang sedang ‘trend’. Facebook adalah situs jejaringan social yang memiliki tampilan-tampilan lengkap dengan fungsi yang ditawarkan. Dari sekedar mencari teman, up-date status, bermain permainan-permainan yang ditawarkan dan saat ini Facebook juga dapat digunakan sebagai tempat untuk ‘Berbisnis’ (menghasilkan uang). Salah satu bisnis online yang ada di Facebook adalah bisnis butik dan fancy (aneka kado lucu) yang saat ini menjadi ‘trend’ di masyarakat. Lantas, bagaimana pendapat customer (masyarakat) yang mengetahui bahwa Facebook dapat dijadikan sebagai sarana jual-beli produk? Berikut analisis tentang pengaruh Faceboook terhadap pembelian baju butik dan fancy secara online.

Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat dengan promosi  dan komunikasi yang tepat”.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen,mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan. Karena masyarakat Indonesia sendiri yang tergolong cepat tergiur dengan sesuatu meskipun itu hanya sebuah gambar yang kita sendiri tidak tahu bagaimana bentuk aslinya.

Meskipun facebook efektif dalam mempengaruhi pembeli, tidak berarti facebook dapat mengubah gaya hidup atau perilaku seseorang.

Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: “Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.”
Bukan berarti pembelian barang online di Facebook tidak akan pergi lagi ke toko.

sumber : http://adit.web.id/pengertian-business-to-consumer-b2c/2013/10/29/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar