Di-era yang semakin canggih ini tentunya bentuk
berbisnis sudah mulai macam-macam. Dengan adanya komunikasi informasi dan
berbagai media seperti: BBM, Twitter, Facebook, Instagram, Blog, atau media
lainnya ini, kita dimudahkan untuk melakukan segala hal untuk mencapai tingkat
bisnis kita. Begitu juga pada Internet Banking yang memudahkan kita dalam
proses pembayaran jual-beli suatu produk/barang. Kita tak bisa lepas pada
kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan penuh tuntutan. Dengan proses online
ini, kesibukan yang kita miliki dapat teratasi dengan mudahnya kebutuhan yang
ingin kita capai. Bagi saya, produk yang dijual secara online atau secara
langsung itu sama saja. Hanya bedanya tingkat kepercayaan kita ketika melakukan
pembelian online, karena tentunya kita tidak bisa melihat atau memegang asli
barang tersebut. Namun, semua itu kembali kediri masing-masing yang tentunya
lebih senang dan percaya jelas terhadap pembelian dengan via online. Kadang
juga kita mencari suatu kebutuhan melalui beli langsung ke toko belum tentu
dapat kita terima karena kurang cocoknya atau tak sesuai yang diinginkannya.
Dan sebaiknya juga kita sebagai manusia harus bisa mengatur tingkat kebutuhan
kita. Jangan terlalu ego untuk membeli suatu kebutuhan yang tak sesuai yang
diharapkan dan menjadi manusia konsumenrisme.
Resume Business to Consumer (B2C)
Dalam perdagangan Business to Consumer (B2C) secara
online, terdapat 2 jenis barang yang ditawarkan.
- Hard Goods adalah barang yang berwujud nyata. Bila dibeli maka akan dikirimkan kepada pelanggan melalui jasa pengiriman. Dalam penelitian ini, barang yang diperdagangkan adalah baju dan fancy (aneka kado-kado lucu).
- Soft Goods sering juga disebut sebagai digital goods seperti berita dan informasi yang dapat diterima oleh pelanggan dengan cara download.
Karakteristik yang membedakan antara online Business
to Consumer (B2C) dengan perdagagnan konvensional adalah perusahaan dapat
berhubungan langsung dengan konsumen tanpa perantara. Hal ini sangat
menguntungkan perusahaan dari segi laba, karena tidak perlu berbagi keuntungan
dengan perantara.
Beberapa hal yang harus dipenuhi agar konsumen
tertarik untuk membeli barang atau menggunakan layanan dari penjual,
yaitu:
- Produk, memberikan informasi yang jelas tentang barang yang dijual, lengkap dengan gambar barang tersebut.
- Harga, menyebutkan harga barang. Di dalam menetapkan harga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: kualitas, permintaan pasar dan harga pesaing.
- Promosi, melakukan promosi melalui iklan baik di media cetak maupun elektonik dan alat komunikasi lainnya.
- Pengepakan dan pengiriman , memperhatikan distribusi barang secara fisik dan menjaga keutuhannya. Selain itu diusahakan pengiriman secepat mungkin agar tidak mengecewakan konsumen
Analisis Sistem dan Permasalahan Business to Consumer
(B2C)
Pada dasarnya proses penjualan di toko secara
konvensional dan proses penjualan di website adalah sama, tapi penerapan system
penjualan secara online berbasis WEB diharapkan dapat mengatasi batasan-batasan
yang sering ditemui dalam proses penjualan di toko secara konvensional.
Secara garis besar, proses penjualan di toko secara
konvensional dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Customers datang ke toko pada waktu jam buka toko.
- Customers melihat-lihat produk dan membanding-bandingkan produk-produk yang ada dan kemudian memutuskan untuk membelinya atau tidak.
- Customers memutuskan untuk membeli dan memutuskan system pembayaran yang akan digunakan (tunai, debet atau kredit).
- Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, maka customers dapat membawa produk yang dibeli.
Beberapa masalah yang sering ditemui dalam proses
penjualan toko secara konvensional, sebagai berikut:
- Pembelian hanya dapat dilakukan selama jam buka toko.
- Customers tidak dapat datang ke toko karena tidak ada waktu, sibuk atau keadaan jalan yang macet.
- Informasi tentang produk yang didapat di toko tidak terlalu akurat, karena beberapa hal seperti: kertebatasan human atau berada pada jam sibuk toko, sehingga pelayanan tidaklah maksimal.
Analisis Pengaruh Facebook (salah satu Business to
Consumer (B2C)) terhadap Penjualan Online
Media online telah ada sejak beberapa tahun yang lalu.
Melalui akses online memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita-berita
terhangat, seperti berita selebriris, politik, perekonomian dan lain
sebagainya. Perkembangan media online sangatlah pesat. Dari sekedar mengirim
pesan singkat hingga akun jejaringan social yang berguna untuk menambah relasi
dengan sesama (menambah teman). Contoh:
- Website pencari, seperti google, yahoo dan beberapa situs lainnya.
- Situs jejaringan social, seperti Facebook.
Dewasa ini, Facebook merupakan media online yang
sedang ‘trend’. Facebook adalah situs jejaringan social yang memiliki
tampilan-tampilan lengkap dengan fungsi yang ditawarkan. Dari sekedar mencari
teman, up-date status, bermain permainan-permainan yang ditawarkan dan saat ini
Facebook juga dapat digunakan sebagai tempat untuk ‘Berbisnis’ (menghasilkan
uang). Salah satu bisnis online yang ada di Facebook adalah bisnis butik dan
fancy (aneka kado lucu) yang saat ini menjadi ‘trend’ di masyarakat. Lantas,
bagaimana pendapat customer (masyarakat) yang mengetahui bahwa Facebook dapat
dijadikan sebagai sarana jual-beli produk? Berikut analisis tentang pengaruh
Faceboook terhadap pembelian baju butik dan fancy secara online.
Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai
usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada
orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat dengan promosi
dan komunikasi yang tepat”.
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran
merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market),
mengevaluasi kebutuhan konsumen,mengembangkan barang dan jasa, pemuas
keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan. Karena
masyarakat Indonesia sendiri yang tergolong cepat tergiur dengan sesuatu
meskipun itu hanya sebuah gambar yang kita sendiri tidak tahu bagaimana bentuk
aslinya.
Meskipun facebook efektif dalam mempengaruhi pembeli,
tidak berarti facebook dapat mengubah gaya hidup atau perilaku seseorang.
Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: “Perilaku
konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.”
Bukan berarti pembelian barang online di Facebook
tidak akan pergi lagi ke toko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar